Pernahkah kalian mempunyai masalah
dalam setiap menjalin hubungan dengan kekasih kalian? Well, begitu pula dengan saya, tetapi selama hampir 4 tahun ini
saya dengan kekasih saya mencoba untuk stay
cool even problems heat our brain everytimes. Seorang teman yang lebih lama
dari saya dalam menjalin hubungan dengan kekasihnya saja belum tentu bias mengatasi
hal-hal kecil, disini saya tekankan soal perasaan setiap individunya. Ada seorang
teman yang berkeluh kesah mengenai pasangannya. Masalah yang ia bingungkan
adalah soal komitmen mereka untuk saling menghargai satu sama lain. Baiklah, si
wanita bahkan tidak pernah sedikitpun macam-macam di depan maupun di belakang
si lelaki. Tetapi menurut si wanita, pasangannya itu sudah menyakiti hatinya
dengan berkomunikasi layaknya “pacar” dengan wanita lain dalam sebuah messenger dan situs jejaring sosial. Hal
yang sangat klasik namun setiap zaman berjalan, problema itu mengikuti pula. Kemudian
si wanita mengatakan ketika ia dengan pasangannya bertengkar soal wanita lain
itu, si lelaki langsung “menghapus” pacarnya dari messenger dan setelah itu ia
akan me-add pacarnya setelah 1
minggu. Ya, saya katakan hal itu mungkin wajar, karena setiap saya bertengkar
dengan pasangan saya pun ada waktu jeda untuk saling mendiamkan dan menenangkan
diri. Tetapi sepertinya teman saya ini tidak terima dengan perlakuan
pasangannya yang aneh, karena setelah 1 minggu itu akan mulai lagi masalah yang
sama. Hmm, saya saja yang mendengar ceritanya sedikit lelah, apalagi yang
secara bersangkutan yang merasakannya? Pasti sangat melelahkan.
Kemudian saya
menceritakan hal ini dengan teman-teman kos saya, mungkin saya bisa mendapatkan
sedikit solusi yang baik. Kemudian teman kos saya (anggaplah si C), si C
bercerita hal yang sama seperti cerita saya. Setelah itu (anggaplah mba M), mba
M pun memotong cerita kami dengan opininya (meskipun mba M tidak mempunyai
pengalaman berpacaran yang banyak, tetapi ia jago dalam melihat kehidupan orang
lain kemudian ia simpulkan untuk dijadikan kebaikan yang bermanfaat). Dia mengatakan
kepada saya dan si C (kurang lebih seperti ini, maaf kalau ada kekurangan), “Kenapa
sih kok seperti itu saja menjadi masalah? Sekarang begini, kalau kalian yakin
sama pasangan kalian kenapa harus rebut seperti itu? Bukankah kalian sudah
dewasa, bias kan membedakan yang baik untuk kita, yang buruk untuk kita. Menurut
Mba tuh harusnya kalian tidak bersikap seperti itu, memarahi orang yang
mengganggu pacar kita, yang genit sama pacar kita, lebih baik biarkan orang
yang seperti itu, karena percuma kalo kita marah sama pengganggu itu,
buang-buang tenaga jadinya. Justru yang harus kalian marahi bila terjadi
kondisi seperti itu ya pacar kalian, kalau memang pacar kalian pun merespon
perlakuan si pengganggu tadi. Jika tidak, itu bagus, itu berarti pacar kalian
tegas sama diri sendiri. Cowok itu semakin dia dikekang maka akan semakin
menjadi, biarpun dia sudah punya istri yang cantik seksi, kalau dia melihat
wanita lain yang memang enak untuk dilihat, dia pasti akan lihat dengan
sendirinya. Biarkan saja cowok begitu, justru jika kita biarkan pacar kita
untuk tidak dikekang, maka yakinlah cowok itu akan merasa ga enak sama kita,
misalnya kata pacar Shanti “Oh, Shanti aja percaya sama gue, masa iya sih gue
bersikap yang macem-macem di belakang dia?”. Lambat laun cowok juga akan menyadari
satu hal dan pasti akan membangun suatu sikap tegas untuk bilang “Tidak!”
dengan segala gangguan yang bias menyakiti perasaan pacarnya. Kalau cowok yang
memang sayang sama pacarnya dan ga mau pacarnya tersakiti hatinya, pasti dia
akan tegas terhadap teman yang genit sama dia. Kan kita ga tau karakter
orang-orang seperti apa diluar sana, apalagi jika bekerja, pasti banyak waktu
yang dihabiskan di luar rumah lalu mau tidak mau harus berinteraksi dengan
orang sekitar. Apalagi bisa saja teman-temannya itu memang terbiasa bertingkah
yang menurut kita menyebalkan, misalnya suka rangkul-rangkul tangan pacar kita
walaupun cewek itu tau pacar kita itu sudah ada yang punya. Justru jika
diladeni oleh kita, cewek itu akan menjadi-jadi tingkahnya, sehingga dia
berpikiran “Wah, si Shanti jealous nih sama gue, wah gue berhasil dong bikin
dia iri sama gue, oh mungkin dia iri sama gue karena gue lebih cantik kali ya
dari dia.” Aduuuuh mendingan kalau ada yang kaya gitu, biarkan aja nanti dia
capek sendiri dan jenuh. Lebih baik kita
wanti-wanti pacar kita, setidaknya menjaga pacar kita untuk tidak merespon. Tapi
Mba yakin kok, kalau kita aja bisa ignore
sama gangguan tadi, pasti cowok kita akan tegas dengan sendirinya. Kalau cewek
lain mengganggu, otomatis pacar kita akan bilang, “Lo jangan gitu dong, gue ga
suka!” atau “Gue ga mau ah begini nanti Shanti marah sama gue”. Cowok dewasa
akan bisa menjaga dirinya sendiri dari gangguan itu sebagai bentuk penghargaan
kepada pacarnya kalau dia sayang sama pacarnya. Sebenarnya pacaran itu cukup “Aku
sayang sekali sama kamu” “Aku juga sayang sekali sama kamu”, udah, that’s it. Kepercayaan itu penting
sekali, bahkan jika sudah punya komitmen wah itu tidak perlu khawatir sekali.,
karena cowok kita pun akan berpikiran untuk terus menjaga perasaan pacarnya
sendiri. Kalau cinta jangan terlalu cinta banget, kalau cuek yaa jangan terlalu
cuek banget. Let it flow, biarkan
saja mengalir apa adanya. Kita juga harus punya hidup yang sehat, tentunya ya
itu tadi jangan biarkan diri kita sakit jiwa gara-gara mengurusi gangguan dari
luar, biarkan aja nanti juga hilang sendiri. Tentunya juga jangan terlalu
membatasi pertemanan, hanya cowok saja atau hanya cewek saja, kalau seperti itu
lo udah sakit namanya! Dunia ini kan ga cuma satu jenis gender saja, ada 2 kan,
yaa jangan terlalu begitu lah, suami istri juga hidupnya bukan hanya suami dan
istri dikotakin tok aja selesai. Tetapi kan harus menjalin hubungan masyarakat,
bukan hanya berdua saja dengan suami saja atau istri saja. Makanya mulai lah
hubungan yang sehat dengan pasangan kita. Kalau kita over, masih ada kemungkinan kan apakah kita memang berjodoh (ya
syukur kalo iya), coba kalau ngga? Yang ada nanti depresi, samapi sakit, diem
berminggu-minggu, itu tuh ga baik dan dilarang juga dalam Al-Qur’an kan? Jadi tetep,
let it flow ajalah, santai..”
Wah, iya juga
yah? Kok saya ga kepikiran? Terima kasih buat mba M sudah memberi pencerahan ke
saya dan si C. Hmm, minimal saya pertahankan terus hubungan saya, kalau bisa
maksimalkan dengan kelanggengan yang berujung menjadi jodoh ^_^
hehehehee..Sudah ah menulisnya, jika ada hal yang menginspirasi lagi pasti saya
share disini. Be Healthy!! Happy Blogging!! ^_^
-Dedicated to all my friends-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar