10/24/2011

Healthy in Carrying Out a Relationship


Pernahkah kalian mempunyai masalah dalam setiap menjalin hubungan dengan kekasih kalian? Well, begitu pula dengan saya, tetapi selama hampir 4 tahun ini saya dengan kekasih saya mencoba untuk stay cool even problems heat our brain everytimes. Seorang teman yang lebih lama dari saya dalam menjalin hubungan dengan kekasihnya saja belum tentu bias mengatasi hal-hal kecil, disini saya tekankan soal perasaan setiap individunya. Ada seorang teman yang berkeluh kesah mengenai pasangannya. Masalah yang ia bingungkan adalah soal komitmen mereka untuk saling menghargai satu sama lain. Baiklah, si wanita bahkan tidak pernah sedikitpun macam-macam di depan maupun di belakang si lelaki. Tetapi menurut si wanita, pasangannya itu sudah menyakiti hatinya dengan berkomunikasi layaknya “pacar” dengan wanita lain dalam sebuah messenger dan situs jejaring sosial. Hal yang sangat klasik namun setiap zaman berjalan, problema itu mengikuti pula. Kemudian si wanita mengatakan ketika ia dengan pasangannya bertengkar soal wanita lain itu, si lelaki langsung “menghapus” pacarnya dari messenger  dan setelah itu ia akan me-add pacarnya setelah 1 minggu. Ya, saya katakan hal itu mungkin wajar, karena setiap saya bertengkar dengan pasangan saya pun ada waktu jeda untuk saling mendiamkan dan menenangkan diri. Tetapi sepertinya teman saya ini tidak terima dengan perlakuan pasangannya yang aneh, karena setelah 1 minggu itu akan mulai lagi masalah yang sama. Hmm, saya saja yang mendengar ceritanya sedikit lelah, apalagi yang secara bersangkutan yang merasakannya? Pasti sangat melelahkan.

Kemudian saya menceritakan hal ini dengan teman-teman kos saya, mungkin saya bisa mendapatkan sedikit solusi yang baik. Kemudian teman kos saya (anggaplah si C), si C bercerita hal yang sama seperti cerita saya. Setelah itu (anggaplah mba M), mba M pun memotong cerita kami dengan opininya (meskipun mba M tidak mempunyai pengalaman berpacaran yang banyak, tetapi ia jago dalam melihat kehidupan orang lain kemudian ia simpulkan untuk dijadikan kebaikan yang bermanfaat). Dia mengatakan kepada saya dan si C (kurang lebih seperti ini, maaf kalau ada kekurangan), “Kenapa sih kok seperti itu saja menjadi masalah? Sekarang begini, kalau kalian yakin sama pasangan kalian kenapa harus rebut seperti itu? Bukankah kalian sudah dewasa, bias kan membedakan yang baik untuk kita, yang buruk untuk kita. Menurut Mba tuh harusnya kalian tidak bersikap seperti itu, memarahi orang yang mengganggu pacar kita, yang genit sama pacar kita, lebih baik biarkan orang yang seperti itu, karena percuma kalo kita marah sama pengganggu itu, buang-buang tenaga jadinya. Justru yang harus kalian marahi bila terjadi kondisi seperti itu ya pacar kalian, kalau memang pacar kalian pun merespon perlakuan si pengganggu tadi. Jika tidak, itu bagus, itu berarti pacar kalian tegas sama diri sendiri. Cowok itu semakin dia dikekang maka akan semakin menjadi, biarpun dia sudah punya istri yang cantik seksi, kalau dia melihat wanita lain yang memang enak untuk dilihat, dia pasti akan lihat dengan sendirinya. Biarkan saja cowok begitu, justru jika kita biarkan pacar kita untuk tidak dikekang, maka yakinlah cowok itu akan merasa ga enak sama kita, misalnya kata pacar Shanti “Oh, Shanti aja percaya sama gue, masa iya sih gue bersikap yang macem-macem di belakang dia?”. Lambat laun cowok juga akan menyadari satu hal dan pasti akan membangun suatu sikap tegas untuk bilang “Tidak!” dengan segala gangguan yang bias menyakiti perasaan pacarnya. Kalau cowok yang memang sayang sama pacarnya dan ga mau pacarnya tersakiti hatinya, pasti dia akan tegas terhadap teman yang genit sama dia. Kan kita ga tau karakter orang-orang seperti apa diluar sana, apalagi jika bekerja, pasti banyak waktu yang dihabiskan di luar rumah lalu mau tidak mau harus berinteraksi dengan orang sekitar. Apalagi bisa saja teman-temannya itu memang terbiasa bertingkah yang menurut kita menyebalkan, misalnya suka rangkul-rangkul tangan pacar kita walaupun cewek itu tau pacar kita itu sudah ada yang punya. Justru jika diladeni oleh kita, cewek itu akan menjadi-jadi tingkahnya, sehingga dia berpikiran “Wah, si Shanti jealous nih sama gue, wah gue berhasil dong bikin dia iri sama gue, oh mungkin dia iri sama gue karena gue lebih cantik kali ya dari dia.” Aduuuuh mendingan kalau ada yang kaya gitu, biarkan aja nanti dia capek sendiri dan jenuh.  Lebih baik kita wanti-wanti pacar kita, setidaknya menjaga pacar kita untuk tidak merespon. Tapi Mba yakin kok, kalau kita aja bisa ignore sama gangguan tadi, pasti cowok kita akan tegas dengan sendirinya. Kalau cewek lain mengganggu, otomatis pacar kita akan bilang, “Lo jangan gitu dong, gue ga suka!” atau “Gue ga mau ah begini nanti Shanti marah sama gue”. Cowok dewasa akan bisa menjaga dirinya sendiri dari gangguan itu sebagai bentuk penghargaan kepada pacarnya kalau dia sayang sama pacarnya. Sebenarnya pacaran itu cukup “Aku sayang sekali sama kamu” “Aku juga sayang sekali sama kamu”, udah, that’s it. Kepercayaan itu penting sekali, bahkan jika sudah punya komitmen wah itu tidak perlu khawatir sekali., karena cowok kita pun akan berpikiran untuk terus menjaga perasaan pacarnya sendiri. Kalau cinta jangan terlalu cinta banget, kalau cuek yaa jangan terlalu cuek banget. Let it flow, biarkan saja mengalir apa adanya. Kita juga harus punya hidup yang sehat, tentunya ya itu tadi jangan biarkan diri kita sakit jiwa gara-gara mengurusi gangguan dari luar, biarkan aja nanti juga hilang sendiri. Tentunya juga jangan terlalu membatasi pertemanan, hanya cowok saja atau hanya cewek saja, kalau seperti itu lo udah sakit namanya! Dunia ini kan ga cuma satu jenis gender saja, ada 2 kan, yaa jangan terlalu begitu lah, suami istri juga hidupnya bukan hanya suami dan istri dikotakin tok aja selesai. Tetapi kan harus menjalin hubungan masyarakat, bukan hanya berdua saja dengan suami saja atau istri saja. Makanya mulai lah hubungan yang sehat dengan pasangan kita. Kalau kita over, masih ada kemungkinan kan apakah kita memang berjodoh (ya syukur kalo iya), coba kalau ngga? Yang ada nanti depresi, samapi sakit, diem berminggu-minggu, itu tuh ga baik dan dilarang juga dalam Al-Qur’an kan? Jadi tetep, let it flow ajalah, santai..”

Wah, iya juga yah? Kok saya ga kepikiran? Terima kasih buat mba M sudah memberi pencerahan ke saya dan si C. Hmm, minimal saya pertahankan terus hubungan saya, kalau bisa maksimalkan dengan kelanggengan yang berujung menjadi jodoh ^_^ hehehehee..Sudah ah menulisnya, jika ada hal yang menginspirasi lagi pasti saya share disini. Be Healthy!! Happy Blogging!! ^_^



-Dedicated to all my friends-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar